Bagi yang ingin berkonsultasi dengan penulis silahkan klik di sini

MENGAKUI KESALAHAN

Sabtu, 05 Februari 2011

Oleh: Syarqawi Dhofir

Di negara-negara yang menggunakan hukum positif, advokasi (pembelaan) tumbuh pesat dalam bentuk lembaga. Pada mulanya, advokasi ditujukan untuk memberi perlindungan atas tindakan kejahatan yang berkdok hukum. Namun pada perkembangan berikutnya justeru menjadi lembaga pembebasan kesalahan dengan target minimal mengurangi beban hukuman. Dan kararena itu perkembangan advokasi berkembang mendua. Sebagian ke arah pembelaan yang sebenarnya, dan sebagian (dan ini yang lebih sering) ke arah menyuburkan budaya tak mengakui kesalahan. Situasi ini berbanding balik dengan hukum agama. Agama menyuburkan budaya mengakui kesalahan dengan memberi jaminan ampunan yang lebih besar. Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman, “Wahai hamba-hambaku, setiap malam dan siang kalian sebenarnya melakukan kesalahan, dan Akulah yang mengampuni semua kesalahan itu. Karena itu mintalah ampunan kepada-Ku pasti Aku ampuni.” Banyak ayat Quran dan hadis yang menganjurkan kita untuk selalu rajin mengakui kesalahan, kealpaan dan kekhilafan.


Dalam bahasa agama mengakui kesalahan disebut taubat. Dunia tasawuf (dunia yang paling intens memberikan upaya-upaya agar manusia bisa menghampiri Allah dengan penuh kemisraan) menganggap taubat sebagai prinsip agama terpenting, jalan pertama yang harus dilakukan oleh seorang hamba yang ingin mendekatkan diri kepada Allah dan sumber utama semua maqam kewalian. Menurut hukum agama bertaubat artinya meninggalkan hal yang melanggar hukum untuk menuju kepada hal yang terpuji. Nabi Muhammad sendiri walaupun dikenal sebagai rasul yang mendapat jaminan bebas dari kekeliruan dan kesalahan (makshum) masih rajin memberikan pengakuan kesalahannya di hadapan Allah. Dalam pengakuan beliau disebutkan, “Saya mengakui kesalahan saya kepada Allah 100 kali setiap hari.” Selanjutnya beliau menegaskan, “Pintu pengakuan kesalahan tak pernah akan tertutup hingga matahari terbit dari barat.” Untuk memperoleh ampunan pintu pengakuan kesalahan terus dibuka oleh Allah untuk kita, “Siapa yang mengakui kesalahan sebelum sakaratul maut Allah akan menerima pengakuan itu”

Orang yang mengaku salah (bertaubat), kata Rasululah seperti orang yang tak punya dosa. Dan Allah menjadikan malaikat pencatat amal perbuatan manusia lupa pada dosa-dosa orang itu. Allah juga melupakan semua anggota badannnya untuk menjadi saksi perbuatan salahnya dan kelak akan menemui Allah tanpa ada satu saksi pun yang bisa memberi kesaksian atas kesalahannya. Sudah tentu pengakuan kesalahan harus disertai jaminan tidak mengulangi lagi perbuatan salah yang sama, bila tidak Rasulullah menamakan orang itu dengan “mustahzi’ ”, orang yang mempermainkan Allah, naudzu billah.

Selain jaminan tidak mengulangi, ada syarat lain yang harus dipenuhi agar pengakuan salah diterima Allah, yaitu penyesalan. Penyesalan dilakukan dengan dua cara: pertama merasa sedih atas perbuatan salah yang telah dilakukan. Kedua, bila kesalahan itu berhubungan dengan hak orang lain seperti merampas harta baik dengan cara korupsi, pencurian, penipuan dan lain-lain hendaknya hendaknya dilakukan dengan cara: 1. Memohon maaf lalu menggantinya bila mampu, 2. Meminta maaf lalu berjanji menggantinya bila punya pekerjaan yang diperkirakan mampu untuk menggantinya di masa yang akan datang, 3. Memintak maaf atas kejahatannya bila tak mampu dan siap menjalankan tugas apapun sebagai gantinya. 4. Menjelaskan kesalahannya bila yang dilalimi tidak mengetahuinya, tetapi bila dikhawatirkan orang itu bertambah marah bila tahu maka hendaknya ia memohon kepada Allah agar Allah merelakan dan mengampuninya. Demikian petunjuk Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim.

Korupsi dan kejahatan lain sulit dikurangi -apalagi dihabiskan- hanya dengan cara penegakan hukum, tetapi lebih dari itu perlu juga disertai dengan pendidikan taubat, sebuah pendidikan nurani yang rajin mengakui kesalahannya di depan Allah maupun di depan manusia. Lalu……terserah anda !

Syarqawi Dhofir
Pondok Pesantren AL-AMIEN Prenduan
Sumenep Madura Kode Pos 69465 Telp. 0817302415

Artikel Terkait



0 komentar:

Falsafah Ilmu syarqowi.zofir@gmail.com | © 2010 Template by:
Teroris Cinta Dot Com