Bagi yang ingin berkonsultasi dengan penulis silahkan klik di sini

MASALAH HIDUP

Minggu, 06 Februari 2011

Oleh: Syarqawi Dhofir


Bahan pembinaan wawasan intelektual Yang Disampaikan Pada Pelatihan Pengkaderan HMI  

A. Problem Pokok Hakikat Hidup

1.   Ada mahkluk hidup, lalu apakah  barang hidup ini?
2.   Apakah yang membedakan barang hidup dengan barang mati?
3.      Apakah  hidup, apa pula makna hidup dan apa pula hakikat hidup ?
4.      Apakah yang kita maksud dengan hidup?
5.      Pada objek apakah hidup dapat diterapkan?
6.      Kalau hidup sebagai himpunan, lalu apa unsur-unsur dan ciri-cirinya?
7.      Bagaimanakah  barang hidup itu cocok dengan gambaran kita?


B. Penyelesaian Masalah Menurut Mekanisme
                         
1.  Hidup itu adalah sesuatu yang mekanis.
2. Yang dimaksud “sesuatu yang mekanis” menunjuk pada tiga arti:
          a. Sesuatu yang menunjuk pada teori mesin
          b. Sesuatu yang menunjuk pada fisio-kimiawi
          c. Sesuatu yang menunjuk pada proses kerja kausalistik
3. Mekanisme yang paling banyak diterima adalah teori fisiko-kimiawi.
4. Teori fisiko-kimiawi  memandang organisme hidup itu sebagai sistem kimiawi yang rumit yang bergerak  menurut hukum-hukum yang amat rumit.
5. Buktinya menurut Sherrington: sel-sel hidup itu pabrik protein. Pada proses hidup seperti kegiatan otot yang hanya dapat terjadi karena otot tersusun dari molekul-molekul protein sedemikian rupa sehingga dapat mengembang dan mengempes. Bila mengembang (tegang) maka manusia dapat menggerakkan sesuatu. Tapi siapa yang mengembang-kempiskan?
6. Otot dapat mengembang dan mengerut karena “disosiasi elektrolit” (penguraian elektrik) sehingga  otot itu menampak sebagai “motor listrik” . Tapi molekul protein tidak dapat berkembang biak sendiri, lalu bagaimana mengarahkannya ke tujuan tertentu?.
7. Menurt Sherrington, ada protein yang dapat membaikkan jenisnya, seperti virus. Bahkan virus juga bisa berkembang.  Tubuh seekor cacing dan wajah manusia  adalah sama-sama merupakan proses kimiawi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun proses itu rumit.
8. Proses kimiawi itu dapat menjelaskan hal-hal terkecil sekalipun tentang proses hidup.


C. Penyelesaian Masalah Menurut Vitalisme

1.    Menurut Driesch Hidup itu adalah sesutua yang bersifat vitalis.
2.    Sesuatu yang bersifat vitalis adalah adalah “prinsip-prinsip hidup atau ciri-ciri khas hidup yang hanya dimiliki oleh yang-hidup dan tidak dapat dilekatkan pada yang-tidak-hidup.
3.    Prinsip hidup atau ciri khas hidup (entelekia)  itu adalah dasar bagi prinsip “hidup berfungsi” .
4.    Prinsip hidup berbeda tingkatannya dengan alam fisik.
5.    Prinsip hidup tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip “fisika-kimia-mekanika”, tetapi berlainan hakikatnya.  Lalu apa buktinya bahwa prinsip hidu itu ada?
6.    Buktinya adalah semua yang hidup selalu memiliki arah atau tujuan.
7.    Arah atau tujuan itu tidak dapat dijelaskan dengan proses fisiko-kimiawi.  
8.    Lalu bagaimana dengan lahirnya sesutu yang cacat?
9.    Menurut Driesch, itu terjadi karena ada gangguan terhadap kegiatan entelekia. Menurt Sherrington, karena proses kimiawinya berjalan salah.
10.Bagi vitalisme hidup itu merupakan perkembangan yang teratur dan berhenti bila sampai pada tujuan atau arahnya.
11.Bagi vitalisme, reaksi fisiko-kimiawi memang dapat dijelaskan, tetapi tidak dapat menerangkan “keterahan”, “keteraturan” dan “keterkendalian”nya. Seperti mobil, seluruh geraknya dari roda hingga mesinnya dapat dijelaskan, namun sopir yang menjalankan, mengarahkan dan  mengendalikan tidak bisa dijelaskan oleh paham mekanisme.
12.Henry Bergson (1859-1941), seorang vitalisme yang terkemuka, berpendapat bahwa hidup itu merupakan proses yang berarah tujuan , bergerak maju ke bentuk-bentuk hidup yang semakin tinggi hingga sangat muskil. Perkembangan itu karena adanya “hasrat hidup” (elan vital). Elan vital terus terus menerus mendorong organisme hidup terus bergerak menyerap hidup. Sehingga terbentuk bentuk-bentuk hidup yang baru . Lihat teori “evalusi”.

D. Penyelesaian Masalah Menurut Paham Psikofisik

1.  Paham ini mengeritik Vitalisme:
a.     Proses hidup bertujuan itu ilusi. Ia tak lebih dari penjelasan tentang proses mekanisme secara fisiko-kimiawi.
b.     Vitalisme menganut paham dualisme, di satu sisi mempercayai proses fisiko-kimiawi  yang kongkrit  namun tidak dapat dijelaskan secara mekanika,  tapi di sisi lain menjelaskan tentang adanya prinsip hidup yang abstrak.
2.             Paham Psikofisik sama seperti mekanisme dan vitalisme bahwa setiap organisme berwatak terahkan dan bertujuan.
3.             Perbedaannya dengan mekanisme dan vitalisme, arah tujuan itu bukan sebagai sesuatu yang berbeda dengan organisme, melainkan sebagai bagian, demikian Ralph S. Lillie.
4.             Paham ini berkata, kualitas-kualitas hakiki yang melekat pada yang-bersifat-kejiawaan itu adalah pemberi arah atau tujuan (teleologis).
5.             Fisik sebagai sifat tetap, dan kejiwaan sebagai sifat hakiki.
6.             Sifat hakiki itu berfungsi pemberi arah atau arah itu sendiri. Namun yang-kejiwaan itu bersifat kealaman. Buktinya?
7.             Secara fisik, kegiatan hidup itu adalah “reaksi fisiko kimiawi” yang ada dalam diri organisme yang disebut dengan metabolisme.
8.             Reaksi metabolisme ada dua:  memecah dan membangun raga
9.             Untuk tetap ada hidup perlu  adanya syarat-syarat hidup yang ada di luarnya.
10.         Reorganisasi komponen menjadikan yang tak bernyawa menjadi bernyawa. Di sinilah muncul organisme hidup.
11.         Yang-hidup itu berubah dan karena itu tidak pasti, sedangkan  yang- tak-hidup tetap dan karena itu bersifat pasti.
12.         Proses yang-hidup, merupakan proses membulatkan (bukan proses sepotong-sepotong)  melalui proses organisasi penyaringan .
13.         Karena itu hidup merupakan proses sintetis yang membulatkan.

E. Penyelesaian Masalah Menurut Teori Organisme Hidup (Holisme)

1.         Kritik paham ini: paham psikofisik hanya menjelaskan perbedaan yang   hidup dan yang mati, padahal hal tersebut sama dengan apa yang diakui oleh mekanisme atau vitalisme. Penjelasannya kabur, apakah hidup ini adalah proses kimiawi, atau entelekia atau sesuatu yang lain:
a.              Paham mekanisme mengabaikan apa yang dilebih-lebihkan oleh viatalisme
b.             Paham vitalisme mengabaikan apa yang dilebih-lebihkan oleh mekanisme

2.         Air terdiri dari oksigen dan hidrogen, keduanya adalah gas.
3.         Ciri yang ada pada air bukanlah ciri yang ada pada masing-masing-masing gas dan sebaliknya.
4.         Perpaduan antara dua gas itu menjadi kualitas-kualitas yang tak dimiliki oleh dua gas itu. Ini artinya keseluruhan yang baru memiliki ciri yang khas yang berbeda dengan yang ciri komponen yang menyertainya. Namun kualitas-kualitas air sama coraknya dengan kualitas-kualitas gas.
5.      Maka penelitian tentang sesuatu memerlukan penyelidikan tentang:
a.         Komponen-komponen yang menyertainya.
b.         Sistem organisasi komponen-komponen yang menyertainya.
c.         Sesuatu itu sendiri (air).
6.          Dengan penyelidikan yang semacam itu maka akan didapati:
a.         Keberadaan  “organisme hidup” ,
b.         Kesimpulan  bahwa “Substansi hidup itu tak ada, yang ada hanyalah organisme hidup”
7.          Buktinya:
a.         Rusaknya organisasi itu berarti rusaknya hidup, meskipun komponen-komponen masih tetap ada.
b.          Ciri-ciri  organisasi itu (organisme) menunjukkan ciri-ciri hidup bukan karena kekhususan komponen yang menyeratinya, melainkan karena sistem heterogenitas yang menghubungkan komponen-komponen dengan sendi-sendinya. Persendian ini terjadi karena kekuatan-kekuatan yang ada dalam sistem hidup tersebut.
8.         Tokohnya: Bertalanffly.
9.        Vitalisme berpendapat keseluruhan itu adalah organisme yang mengalami perkembangan, Entelekia mendorong ke arah organisme yang matang. Dan karena itu entelekia menjadi sebab dari segala sesuatu terjadi.
10.     Aristoteles menamakan sebab itu adalah “causa finalis” bukan entelekia.
11.     Bagi Bertalanffly , keseluruhan yang menentukan kejadian-kejadian itu adalah keadaan organisme pada suatu keadaan keseluruhan

Kesimpulan:

1.    Masing-masing faham memiliki sudut pandang sendiri-sendiri (objek forma) dalam melihat peristiwa hidup, yaitu: 
a.         Adanya suatu prinsip yang bekerja yang ada di luarnya  yang disebut entelekia  (Vitalisme)
b.         Adanya proses kimiawi  tanpa arah dari luar khususnya bila makhluk hidup cacat (Mekanisme)
c.         Akibat keadaan organisme yang bersangkutan (Psikofisik)
d.         Faktor  pengaruh yang ada di luarnya yang berfungsi mengarahkan yang disebut telelogis sebagai  hal yang bersifat kejiwaan (psikofisik) 

2. Semua jawaban itu masih debatable, tidak bisa dipilih salah satunya. 

Artikel Terkait



0 komentar:

Falsafah Ilmu syarqowi.zofir@gmail.com | © 2010 Template by:
Teroris Cinta Dot Com